Tapi jadi wanita durhaka akan lebih mudah.
Dua kemudahan ini, bisa jadi terasa begitu tipis dalam kehidupan kita sehari-hari.
Apa yang membuat seorang wanita jadi durhaka? Ini Dia Ciri-ciri Istri Durhaka
- Banyak keluh kesah
Yang selalu merasa tak cukup, apa yang diberi semua tak cukup. Diberi rumah tak cukup, diberi motor tak cukup, diberi mobil tak cukup, dan lainnya. Tak ridha dengan pembelaan dan aturan yang diberikan suami. Hanya ingin memenuhi kehendak nafsu saja, tanpa memperhatikan perasaan suami, tak hormat kepada suami apalagi berterima kasih pada suami.Bukannya hendak menolong suami, apa yang suami beri pun tak pernah puas. Ada saja yang tak cukup.
- Suka mengungkit
Kalau suami melakukan hal yang tak berkenan untuknya, makadiungkitlah segala hal tentang suaminya itu. Ia sangat senang membicarakan suami: tak ingat budi, tak bertanggung jawab, tak sayang, dan macam-macam. Padahal suaminya sudah memberi perlindungan macam-macam padanya.
- Membandingkan-bandingkan suami
Sangat suka membanding-bandingkan suaminya dengan suami atau lelaki lain. Ia tak ridha dengan suaminya sendiri.
- Suka memaksa
Bila menginginkan sesuatu maka dipaksa suaminya melakukan. Pagi, petang malam asyik menekan dan memaksa suami. Adakalanya dengan berbagai ancaman: ingin lari, ingin bunuh diri, ingin membuat malu suami, dan lainnya. Suami dibuat seperti budaknya, bukan sebagai pemimpinnya. Yang dipentingkan adalah kehendak dan kepentingan dia saja.
- Sibuk bersolek
Sibuk bersolek atau tidur atau santai-santai dan lain-lain hingga lalai dengan ibadah-ibadah terhadap Allah SWT, sepertishalat, zikir, mengurus rumah-tangga, berkasih sayang dengananak-anak, dan lain sebagainya.
- Banyak berbicara, menggosip
Siang malam, pagi petang asik menggosip terus. Apa saja yang suami kerjakan selalu tidak benar di matanya. Dan zaman sekarang ini bergosip bukan saja berbicara di depan suami, tapi dengan telefon, SMS, internet, BBM dan macam-macam cara yang lain. NaudzubillahMudah mana? Menghindarinya lebih mudah kan tentunya? (7trending)
Prinsip Menghadapi Istri Berbuat Nusyuz Atau Durhaka
Allah menjelaskan tentang kedudukan suami sebagai pemimpin keluarga dan juga menjelaskan tentang kewajiban istri untuk mentaati suami. Istri dianggap berdosa bila ia "tidak" mentaati segala perintah suaminya, selama perintah tersebut tidak bertentangan dengan perintah Allah dan Rasul-Nya dan dari sisi syariat maka dapat dikategorikan sebagai isteri yang telah berbuat nusyuz(durhaka).
Allah SWT. berfirman :
“Wanita-wanita yang kamu khawatirkan nusyuznya, maka nasehatilah mereka dan pisahkanlah mereka di tempat tidur mereka, dan pukullah mereka. Kemudian jika mereka mentaatimu maka janganlah kamu mencari jalan untuk menyusahkannya. Sesungguhnya Allah Maha Tinggi lagi maha Besar.”(An-Nisaa: 34)
Islam mengajarkan langka-langkah yang harus dilakukan oleh suami sebagai pemimpin untuk mengarahkan istri kembali ke jalan yang benar.
Langkah-langkah tersebut adalah sebagai berikut:
- Pertama :
Hendaklah sang suami menasehati istrinya dengan cara yang baik, dengan mengingatkannya akan kewajiban-kewajiban yang mesti dijalankannya serta mengingatkan bahwa Allah SWT menjanjikan pahala yang besar jika ia mampu menunaikannya dansiksaan yang sangat pedih jika iamelanggarnya.
- Kedua :
memisahkan istri dari tempat tidurnya atau membelakanginya ketika tidur, hal ini dimaksudkan sebagai sebuah pelajaran dari suami. Biasanya seorang istri / wanita"normal" akan merasa tersiksa jika suami memperlakukan demikiankarena seakan-akan suami sudah tidak memperhatikannya lagi. lain halnya jika istri / wanita tersebut malah justru menyalahkan suaminya, mengapa bersikap demikian. Jika hal ini terjadi ada kemungkinan istri mengalami apa yang dinamakan mental block.
- Ketiga :
dengan tujuan untuk menyadarkan istri akan kewajiban-kewajibannya terhadap suaminya, suami boleh memukul istrinya, dengan syarat hal tersebut tidak dilakukan dengan penuh amarah dan kebencian, dengan hati-hati, dan tidak berbekas atau melukai, namun didasari kecintaan suami untuk menyadarkan si istri. Langkah ini harus dilakukan sebagai alternatif terakhir jika isteri belum menyadari kesalahan atau kedurhakaannya.
- Keempat :
Jika ketiga langkah di atas telah dilakukan namun tidak membuahkan hasil, maka perlu adanya seorang mediator untuk memberikan nasihat dan perbaikan.
Allah befirman,
"Jika kamu khawatir ada persengketaan antara keduanya, kirimlah seorang hakam (juru damai) dari keluarga laki-laki dan dari keluarga perempuan. Jika keduanya bermaksud memberikan perbaikan, niscaya Allah memberi taufik kepada suami isteri itu."(QS an-Nisa:35)
Namun, apabila ke empat langkah diatas sudah dilakukan dan tidak membuahkan hasil atau sikap isteri masih tetap tidak berubah, maka"talak"merupakan jalan terakhir yang bisa dilakukan.
No comments:
Post a Comment